Tingkat Kerapatan dan Tutupan Relatif Mangrove di Taman Wisata Klawalu Kota Sorong Papua Barat
DOI:
https://doi.org/10.30736/grouper.v12i1.76Abstract
Taman wisata mangrove kalawalu berada di selatan kota Sorong, memiliki luas area wisata sebesar 1 ha. Dinamika ekologi dan karakteristik mangrove klawalu belum banyak diketahui. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kerapatan dan tutupan jenis mangrove di kawasan wisata klawalu, diharapkan dapat menjadi informasi dalam pengelolaan kawasan wisata mangrove klawalu. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai September 2019, di taman wisata mangrove Klawalu Kota Sorong. Pengamatan mangrove dilakukan secara insitu pada 2 lokasi yaitu, stasiun area wisata exsisting dan di luar area wisata. Menggunakan metode transek kuadran dengan variasi ukuran sesuai kebutuhan pengambilan data. Menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, untuk menghitung kerapatan dan tutupan relatif mangrove juga merujuk pada matrik kesesuaian kawasan ekowisata bahari. Mangrove di kedua stasiun, secara umum tumbuh dalam zonasi homogen. Terdapat 4 jenis mangrove dalam satu zonasi yaitu, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Avicennia alba dan Avicennia lanata. Tergolong tipe mangrove sejati, memiliki karakteristik perpaduan antara zonasi mangrove tengah dan payau. Keragaman mangrove rendah, namun memiliki kerapatan dan tutupan relatif tinggi. Kerapatan mangrove tertinggi berada di luar kawasan wisata, sebesar 4473 m2 (66.04%) dari spesies Rhizopora dan kerapatan terendah Avicenia sebesar 1751 m2 (33.06%). Tutupan relatif mangrove, tertinggi Rhizopora, sebesar 800 m2 (65.71%), sedangkan tutupan terendah Avicenia sebesar 367 m2 (34.29%). Kerapatan di area wisata exsisting, tertinggi sebesar 784 m2 (69.23%) untuk spesies Rhizopora dan terendah Avicenia sebesar 466 m2 (30.77%). Tutupan mangrove tertinggi dari spesies Rhizopora sebesar 300 m2 (56.02%) dan terendah Avicenia sebesar 200 m2 (43.08%).
 Katakunci: Mangrove, wisata,  pesisir, zonasi
Downloads
References
DAFTAR PUSTAKA
Agussalim, A, Hartoni. 2014. Potensi Kesesuaian Mangrove Sebagai Daerah Ekowisata di Pesisir Muara Sungai Musi Kabupaten Banyuasin. Maspari Journal. 6 (2); 148-156
Agustini, N.T, Ta’alidin, Z, Purnama, D. 2016. Struktur Komunitas Mangrove Di Desa Kahyapu Pulau Enggano. Jurnal Enggano. 1(1): 19-31
Anthoni, A, Schaduw J.N.W, Sondak, C.F.A. 2017. Persentase Tutupan Dan Struktur Komunitas Mangrove Di Sepanjang Pesisir Taman Nasional Bunaken Bagian Utara. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. 2 (1); 13-21
Bengen, D. G. 2004. Pedoman teknis: Pengenalan dan pengelolaan ekosistem mangrove. PKSPL-IPB.Bogor.
Chandra, I.A., G. Seca, dan A.M.K. Hena, 2011. Aboveground Biomass Production of Rhizophora apiculata Blume in Sarawak Mangrove Forest. Agricultural and Biological Sciences. 6 (4); 469-474.
Iftekhar M.S, Islam M.R. 2004. Managing mangroves in Bangladesh: a strategy analysis. Jounal Coast Con. 5 (10): 139-146.
Kadarusman, Razak AD. 2007. Interkoneksitas Pengelolaan Mangrove Sistem Wanamina Berkelanjutan. Sorong. (ID): Sekjen DKP Sorong
Kusmana, C. 2010. Respon mangrove terhadap pencemaran. Artikel Ilmiah. Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB.
Marasabessy, I., Badarudin, M. I., Sarwa, G., & Iek, F. (2020). Identifikasi Potensi Ekologi Pulau Kecil Berdasarkan Aspek Geofisik (Studi Kasus: Pulau Sakanun Kabupaten Sorong). Jurnal Riset Perikanan dan Kelautan, 2(1), 176-188.
Marasabessy, I., Fahrudin, A., Imran, Z., & Agus, S. B. (2018). Strategi Pengelolaan Berkelanjutan Pesisir dan Laut Pulau Nusa Manu dan Pulau Nusa Leun di Kabupaten Maluku Tengah. Journal of Regional and Rural Development Planning, 2(1), 11-22.
Mughofar, A, Masykurib, M, Setyonoc P. 2018. Zonasi Dan Komposisi Vegetasi Hutan Mangrove Pantai Cengkrong Desa Karanggandu Kabupaten Trenggalek Provinsi Jawa Timur. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 8 (1): 77-85
Noor,Y, Khazali, M dan Suryadiputra. 2006. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Oxfam Novib, Bogor.
Parmadi, E.H, Dewiyanti, J.C, Karina, I. S. 2016. Indeks Nilai Penting Vegetasi Mangrove Di Kawasan Kuala Idi, Kabupaten Aceh Timur. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 1(1): 82-95.
Tuwo, A. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut. Brilian Internasional. Surabaya
Yulianda F, Fachrudin A, Hutabarat AA, Hartati S, Kusharjani, Ho, SK. 2010. Pengelolaan pesisir dan laut secara terpadu. (integrated coastal and marine managemant) School of Enviromental Conservation and ecotourism Managemant (SECEM). Jakarta. (ID): Ministry of Forestry Republic of Indomesia. KONICA. Korea International Cooperation Agency