Korelasi Antara Derajat Infestasi Octolasmis angulata Terhadap Perubahan Histopatologi Insang Kepiting Bakau (Scylla serrata)

Authors

  • Robi M.A Yahya Program Studi Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga
  • Putri Desi Wulan Sari Program Studi Akuakultur Departemen Akuakultur Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga
  • Sri Subekti Departemen Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

DOI:

https://doi.org/10.30736/grouper.v12i2.84

Keywords:

Histopatologi, Kepiting Bakau, Octolasmis.Lingkungan

Abstract

Kepiting bakau merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Permintaan pasar yang tinggi juga diikuti oleh beberapa permasalahan seperti penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyakit ektoparasit yang menyerang insang kepiting bakau dan untuk mengetahui hubungan derajat infestasi ektoparasit dan perubahan histopatologi insang kepiting bakau. Bahan yang digunakan adalah kepiting bakau yang diambil secara acak dari kolam penggemukan di Kecamatan Ujungpangkah, Gresik. Pembuatan sediaan histopatologi menggunakan pewarna alkohol, xilol, parafin, dan hematoksilin-eosin. Berdasarkan pengamatan, kepiting bakau yang diambil diklasifikasikan sebagai infestasi rendah sebesar 17,5% (7 ekor) dan infestasi sedang sebesar 67,5% (27 ekor). Hasil perhitungan menggunakan Paket Statistik Ilmu Sosial (SPSS) menunjukkan adanya korelasi antara derajat infestasi ektoparasit dengan perubahan histopatologi insang kepiting bakau dengan nilai (r) 0,94 dan derajat korelasi yang tinggi antara 0,7 hingga 1.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Putri Desi Wulan Sari, Program Studi Akuakultur Departemen Akuakultur Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Departemen Akuakultur

Dosen

References

Arfandi, G. 2011. Laporan Praktikum Hama dan Penyakit Ikan. Laporan Praktikum Hama dan Penyakit Ikan pada Stasiun Karantina Kelas I Sultan Iskandar Muda. Universitas Syiah Kuala Darussalam. Banda Aceh. 56 hal.

Darwis. 2006. Kajian Parasit pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Wilayah Perairan Hutan Bakau Tarakan Kalimantan Timur. Thesis. Sain Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Fitriyanti, S. (2016). Keanekaragaman Ektoparasit Kepiting Bakau (Scylla serrata) Dari Perairan Tambak Desa Wonosari Kabupaten Kendal. Skripsi. Semarang, Indonesia: Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Diponegoro.

Gonnon, A. T. and M. G. Wheatly. 1992. Physiological effect of an ectocommensal gill barnacle, Octolasmis muelleri, on gas exchange in the blue crab Callinectes sapidus. Crustacea Biol, 12 : 11 - 18.

Idrus. 2014. Prevalensi dan Intensitas Ektoparasit Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Hasil Tangkapan di Pesisir Kenjeran Surabaya. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Surabaya. Hal 4-5.

Ihwan, M. Z., M. Ikhwanuddin, H. Marina. 2014. Morphological Description of Pedunculate Barnacle Octolasmis angulata on Wild Mud Crab Genus Scylla from Setiu Wetland, Terengganu Coastal Water, Malaysia. Research Journal of Parasitology 10: 25-30.

Ihwan, M. Z., A. Ikhwanuddin, M. A. Ambak, A. D. Shuhaimi, A. D Wahidah and H. Marina. 2015. Study on the Attachment of Octolasmis spp. on Gill of Wild Mud Crabs, Genus Scylla from Setiu Wetland, Terengganu, Malaysia. Poult Fish Wild Science, 3 (2): 1-3.

Kumaravel, K., S. Ravichandran. dan G, Rameskumar. 2009. Distribution of Barnacle Octolasmison the Gill Region of Some Edible Crabs. Centre of Advanced Study in Marine Biology, Annamalai University, Parangipettai, 608502, Tamil Nadu, IndiaAcademic Entomo 2.: 36-39

Mahasri, G., L. Raya, A. S. Mubarak, B. Irawan. 2008. Gambaran Patologi Insang dan Kulit Udang Windu (Panaeus monodon Fab.) yang Terserang Ciliata Patogen dari Famili Vorticellidae (Zoothamnium Sp.). Berkala Ilmiah Perikanan, 3 (1): 95-103

Muntiha, M. 2001. Teknik Pembuatan Preparat Histopatologi dari Jaringan Hewan dengan Pewarnaan Hematoksilin dan Eosin, Temu Teknis Non Peneliti, :156-163.

Nurlaila, I. Dewiyanti, dan S. Wijaya. 2016. Identifikasi dan Prevalensi Ektoparasit pada Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah, 1 (3): 388-396.

Rahayu, S. 2005. SPSS Versi 12.00 Dalam Riset Pemasaran. Bandung. CV. Alfabeta.

Saldyansah, E., Sudirman, Samsul, dan E. Nurcahyono. 2006. Bioenkapsulasi Pakan Alami Dengan Asam Amino dan Asam Lemak Sebagai Upaya Mengatasi Gagal Ganti Kulit Larva (stadia zoea-megalopa) Kepiting Bakau. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 10 (5):1-10.

Spector, W.G and T.D. Spector. 1993. Pengantar Patologi Umum. Edisi ke -3, cetakan I. Terjemahan : Soetjipto, Harsono, Amelia Hana dan Pudji Astuti. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 156 hal

Wibowo, E. K. 2001. Budidaya Kepiting (Scylla Seratta) di Keramba dengan Pengikat Dua Capit (Chelae) di Desa Teluk Awur Kab Dati II Jepara.Fakultas Kelautan dan Ilmu Perikanan Universitas Diponegoro. Laporan Pengabdian Masyarakat. hal 12-16.

Williams, J. E. H, and L. B. Williams. 1996. Parasites of Offshore Big Game Fishes of Puerto Rico and The Western Atlantic. Sportfish Disese Project Department of Marine Sciences and Departmen of Biology University of Puerto Rico.Puerto Rico.Library of Congress Catalog Card. pp 7

PlumX Metrics

Published

2021-09-01