Pemberdayaan Usaha Baru Budidaya Udang Vaname Melalui Aplikasi Probiotik Dan Imunostimulan Dengan Sistem RAS Di Desa Pajurangan, Gending, Probolinggo
DOI:
https://doi.org/10.30736/grouper.v16i1.301Keywords:
Vaname, Probiotik, Imunostimulan, Sistem RAS, ProbolinggoAbstract
Potensi sektor perikanan di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur menunjukkan angka yang sangat besar, dengan andalan utama adalah udang. Produksi budidaya udang sebagian besar diperoleh dari budidaya lahan tambak intensif yang luasnya mencapai 500 hektare dan luas tambak ini memberikan kontribusi 90 persen dari total produksi udang di Kabupaten Probolinggo. Di Desa Pajurangan, Kecamatan Gending. Kabupaten Probolinggo, terdapat 9 orang yang terkena PHK pada saat pandemik Covid 19 dan sedang merintis usaha baru dalam 2 tahun terakhir ini, yaitu budidaya udang vaname (Litopeaneus vannamei) . Permasalahan utama yang terjadi selama merintis usaha baru bahwa para pembudidaya udang yang baru memulai di tambak antara lain adalah :1) Rendahnya pengetahuan teknologi budidaya udang intensif dengan sistem RAS, 2) Gagal panen dan masih mengalami kerugian , 3) Udang yang dipelihara mudah terserang penyakit dan 4) menurunnya kualitas air selama pemeliharaan dan 5) belum bisa mengelola keuangan. Solusi yang diterapkan untuk menyelesaikan masalah terseut adalah penerapan penggunaan probiotik dan imunostimulan dari protein Zoothamnium sp. untuk tujuan peningkatan pertahanan tubuh udang dan penggunaan probiotik untuk memperbaiki dan mempertahankan kualitas air, Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini terdiri dari tiga tahap yaitu : (a) tahap sosialisasi metode budidaya dengan imunostimulan dan probiotik, (b) tahap pelatihan imunisasi dan perbanyakan probiotik dan (c) tahap penerapan metode budidaya dengan imunostimulan dan probiotik dengan RAS di tambak dan (d) pendampingan manajemen Budidaya udang dengan RAS.Produksi budidaya udang sebagian besar diperoleh dari budidaya lahan tambak intensif yang luasnya mencapai 500 hektare dan luas tambak ini memberikan kontribusi 90 persen dari total produksi udang di Kabupaten Probolinggo. Permasalahan yang sudah lama terjadi pada para pembudidaya udang di tambak antara lain adalah :1) Rendahnya pengetahuan teknologi budidaya, 2) Gagal panen, jika bisa panen belum bisa memenuhi target dan menglami penurunan, 3) Udang yang dipelihara mudah terserang penyakit dan 4) menurunnya kualitas air selama pemeliharaan. Tujuan dari pengmas ini adalah Meningkatkan hasil panen udang vaname pada kelompok petambak pemula, Desa Pajurangan, Kecamatan Gending, kabupaten Probolinggo.
Downloads
References
Aji, B., S. Ginting dan M. Cristina. 1998. Rezeki dari Si Bongkok. Kontan. No. 40. Tahun II.
Chifumi, Thongchai, Osamu & Kurokura, 2005. Incentive to shifts in Water management systems by shrimp culturist in Shouthern Thailand, Fisheries Science, 17(4), 791-8
German, M, Eduardo U, Gasper S & Elizabeth V.B, 2008. A Comparison of Larval production of the Nothern scallop, Argopertempurpuratus, in closed and recirculating Culture system, J.Aquaeng, Vol 38, 11.004.
Haryanti. 2004. Broodstock Udang Vannamei. Makalah pada Seminar Sehari Perudangan Nasional: Upaya Mengatasi Problem Teknis dan Pemasaran Udang Melalui Standarisasi Budidaya.
KKP, 2013. Strategi pengembangan perikanan budidaya dalam menghadapi daya saing, materi disampaikan pada Seminar Nasional BKPIM 2013.
Liao, I. C. 2000. Aquaculture Development: Challenges for the 21st Century.
Maeda, M, K. Nogami & Y. Kotami, 200. Manipualtion of microbiol communities for Improving the Aquaculture Environment, J.Aquaculture, 02.035 : 192-8
Mahasri, G., 2007. Kemampuan ikan Bandeng sebagai Filter Biologi dalam Menekan Pertumbuhan Ciliata Patogen pada Tambak, LPPM Universitas Airlangga, Surabaya.
Moss, S. M. and S. M. Arce. 2003. SPF Defined: Pathogen – Free Status of Shrimp Limited. Global Aquaculture Advocate.
Rosati, R, 1994, Indonesian Shrimp Industry Status and Development Project, Puslitbang Perikanan, Jakarta.
Rosy, L.J, Valeriano, L.C.Jr & Taizos, 2004. Water quality and phytoplankton Stability in Response to application frequency of Bioargumentation agent in Shrimp pond. In Press, Accepted Manuscript, Available on line Aquaculture Enginering doi 10.10. J.Aqua Eng.01.001 page :200-5.
Rukyani, A, 1994, Jenis Penyakit Udang, Makalah Pertemuan Aplikasi Paket Teknologi Pertanian, BIP Lampung, 9 – 11 Januari 1994.
Sharift, M, F.M Yosoff, T.N Devaraja & Srinivasan R, 2001. The Effectiveness of a commercial microbiol product in Poorly prepared tiger shrimp Penaeus monodon ponds, Aquaculture Research Vol 32 Issue 3 : 181-7.
Subandriyo, 2001, Budidaya Udang dengan Sistem Resirkulasi dan Masalahnya, Pt. Charoen Pokphand Indonesia, Medan.
Supito, A. Taslihan dan M. Murdjani. 2004. Solusi Pencegahan White Spot pada Pembesaran Udang Windu di Tambak Sidoarjo dan Gresik Dengan Penerapan BMP Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau
Syarief, H dan Faisol Humaidi, 2006, Budidaya Udang Air Payau Sistem Tradisi Berbasis Organik di Sidoarjo, Makalah Pertemuan Penerapan Teknologi BMP untuk Mendukung Revitalisasi Budidaya Udang, DKP – ACIAR, Surabaya 6– 8 Maret 2006. Hal 1 – 20.
Taslihan, A, Supito, Erik Sutikno, R.B. Callinan, 2005, Teknik Budidaya Udang Secara Benar, Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau, Ditjen Perikanan Budidaya, Jakarta.
Warta Pasar Ikan. 2005. Warta Pasar Ikan. Direktorat Jenderal Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Wu Xiongfei & Z. Zhidong, 2005. Closed recirculating system for shrimp- moluscha polyculture, J.oceano- limno, 24(4) : 461-8.
Yoram, A, 2006. Biofilters : The need for a new Comprehensive Approach, J.Aquaeng, Vol 34 : 172-8.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Gunanti Mahasri, Abdul Manan, Rahayu Kusdarwati, Lia Oktavia Ika Putri, Salman Aldo AlFaresi, Elangga Sony Widiharsono, Farid Nur Salim, Faisol Mas’ud, Endah Sih Prihatini, Fuquh Rahmat Shaleh

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.